Tauhid Nur Azhar

Pak Anthony dan SpaceX

Habis Subuh mendapat berkah. Berkahnya berupa pesan dari Pak Anthony, owner PO Bus Sumber Alam yang mengomentari postingan di grup WA yang bertajuk TFRIC-19 BioBus. Grup yang dibuat di masa pertengahan pandemi dalam rangka menjalin sinergi dalam mengatasi dampak pandemi yang memberikan pukulan teramat berat pada kondisi ekonomi, termasuk lumpuhnya sektor transportasi karena pembatasan mobilitas dan ruang gerak untuk memutus mata rantai penularan.

Pak Anthony dan rekan-rekan pelaku industri transportasi dengan dukungan penuh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi/ KNKT, Bapak Soerjanto Tjahjono, dan tim peneliti dari Universitas Diponegoro Semarang yang terdiri dari pakar lintas disiplin seperti pakar nanomaterial Prof Agus Subagio dari prodi Fisika dan Dr dr. Awal Prasetyo dari FK, berkolaborasi bersama industri karoseri Laksana mengembangkan konsep transportasi darat yang aman dari aspek biologi.

Inovasi itu dinamai Bio Smart & Safe Bus. Bio Smart & Safe Bus menggunakan bodi Legacy SR2 HD Prime S-Series buatan karoseri Laksana dan menggunakan sasis Hino R260. Bio Smart & Safe Bus ini dilengkapi dengan sistem pengatur udata/HVAC berfilter HEPA dengan rekayasa pola alir yang diharapkan dapat mencegah penularan virus yang bersifat airborne. Di sisi lain, dengan mengoptimalkan inovasi riset Prof Agus, dikembangkan pula sistem nano coating dengan bahan dasar perak (Argentina/Ag) yang diketahui memiliki efek anti mikrobial. Seluruh interior bus dilapisi partikel nano anti virus dan bakteri.

Tim FK Undip juga turut berkontribusi dengan mengintegrasikan penggunaan masker anti virus yang dilengkapi lapis proteksi dengan menggunakan zat aktif dari tanaman obat yang memiliki potensi anti viral dan bakteri.

Untuk memvalidasi efektivitas dari upaya inovatif tersebut dilakukan serangkaian proses pengujian yang dilakukan melalui skema kerjasama dengan tim Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Covid-19 atau TFRIC-19 yang bernaung di bawah BPPT Kemenristek/BRIN.

Singkat cerita dengan perjuangan yang luar biasa, Bio Smart & Safe Bus dinyatakan cukup efektif dalam mencegah kasus penularan di moda transportasi, meski proses pengujian terbatas pada simulasi dan penggunaan patogen yang relatif aman, serta tidak menggunakan virus Sars Cov-2 yang tentu cukup rumit prosedur safety nya.

Nah di grup itulah Pak Anthony yang oleh sebagian netizen juga didapuk sebagai duta kereta api atau brand ambassador KAI karena aktivitasnya yang kerap memberikan apresiasi positif terhadap layanan kereta api, selain julukan legendarisnya sebagai yutuber barbar karena konten-konten edukatifnya yang berisi berbagai eksperimen pribadinya di bidang per-bis-an yang terkadang cukup ekstrim dengan menabrakkan atau membakar bus miliknya yang sudah masuk kategori afkir, menanyakan suatu hal yang menggelitik rasa penasaran saya. “Coba bahas Space-X dan ICBM Rusia dong” , demikian provokasi beliau pagi ini.

Soal SpaceX nya Elon saya sudah pernah bahas dalam beberapa tulisan terdahulu, tapi soal Oreshnik atau ICBM Rusia lainnya, adalah hal yang relatif baru bagi saya. Oreshnik sendiri arti namanya adalah Kemiri atau pohon kemiri, Aleurites moluccanus, yang dari namanya jelas berasal dari kepulauan Maluku, menjadi nama salah satu rudal Rusia yang tengah viral, antara lain karena bentuk hulu ledaknya mirip buah Kemiri. Menurut Pentagon, Oreshnik merupakan pengembangan dari rudal RS-26 Rubezh, salah satu jenis rudal Rusia terdahulu.

Peluncuran Oreshnik pada 21 November 2024 menandai pertama kalinya rudal ini digunakan dalam kondisi pertempuran. Serangan tersebut menargetkan fasilitas industri militer di Dnipro, Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa peluncuran ini merupakan respons terhadap penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok oleh AS dan Inggris oleh Ukraina.

Oreshnik yang merupakan rudal dengan jangkauan jarak menengah atau ICBM, mampu mencapai kecepatan hingga Mach 10, atau sekitar 12.250 km/jam, membuatnya sangat sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara konvensional.

Rudal ini memiliki jangkauan antara 3.000 hingga 5.500 kilometer, memungkinkan serangan ke berbagai target strategis di Eropa dan Asia. Oreshnik dilengkapi dengan Multiple Independently Targetable Reentry Vehicles (MIRV), yang memungkinkan membawa beberapa hulu ledak yang dapat menyerang target secara independen.

Tapi tampaknya tinimbang saya membahas teknologi ICBM atau IRBM seperti Oreshnik yang masuk kategori hipersonik itu, saya lebih senang membahas Space-X dan Starlink yang sama-sama digagas oleh Elon Musk. Mengapa? Manfaatnya jauh lebih terasa dan memberikan banyak kemaslahatan bagi ummat, manusia, sekaligus tentu juga berpotensi menimbulkan ekses-ekses tertentu.

SpaceX adalah perusahaan antariksa swasta Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2002. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan roket dan penerbangan luar angkasa. Tujuan utama SpaceX adalah untuk mengurangi biaya perjalanan ke luar angkasa dan membuka krmungkinan kolonisasi Mars dengan cara membuat akses ke luar angkasa lebih cepat dan lebih murah.

SpaceX telah mencapai berbagai pencapaian penting, di antaranya mengembangkan roket Falcon, termasuk Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy. SpaceX juga telah mengembangkan kapsul Dragon, yang mampu membawa kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), serta telah mengembangkan pula Crew Dragon, yang digunakan untuk mengangkut astronaut ke ISS.

Selain itu SpaceX mengembangkan Starlink, sebuah program jenius yang diimplementasikan dengan membangun konstelasi satelit yang akan menyediakan internet berkecepatan tinggi.

SpaceX juga mengembangkan Starship, sebuah kendaraan peluncuran yang sepenuhnya dapat digunakan kembali mendaratkan bagian pertama roket pada pendaratan darat (2015) dan platform laut (2016), serta meluncurkan roket berawak ke orbit (2020). Untuk itu SpaceX memiliki 3 pusat peluncuran roket, yakni di: Kennedy Space Center Florida, Starbase Texas, Vandenberg California. Beberapa pelanggan SpaceX, selain NASA, di antaranya juga negara kita, Indonesia, khususnya untuk menerbangkan satelit Satria-1.

Salah satu inovasi teknologi SpaceX yang satu rahim dengan industri otomotif terotomasi dan berenergi listrik (EV) Tesla, adalah StarLink. Starlink adalah proyek ambisius yang dikembangkan oleh SpaceX, dengan tujuan menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi, rendah latensi, dan terjangkau ke seluruh penjuru dunia. Proyek ini menggunakan konstelasi satelit kecil yang berada di orbit rendah bumi (Low Earth Orbit, LEO).

Starlink merupakan bagian dari revolusi teknologi komunikasi berbasis satelit, yang bertujuan menjembatani kesenjangan digital global, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur komunikasi tradisional.

Starlink pertama kali diumumkan pada tahun 2015 oleh SpaceX sebagai langkah untuk membangun konstelasi satelit komunikasi. Peluncuran prototipe satelit pertama, Tintin A dan Tintin B dilakukan pada tahun 2018. Lalu pada 2019 dilakukan peluncuran batch pertama satelit operasional, yang membawa 60 satelit ke orbit.

Pada tahun 2021, Starlink mulai menyediakan layanan beta ke pelanggan awal di AS, Kanada, dan Inggris. Sampai tahun 2022, peningkatan jumlah satelit telah mencapai lebih dari 3.000 unit, mencakup berbagai wilayah global. Dan pada tahun 2024 layanan Starlink telah menjangkau wilayah Indonesia, bahkan telah dimanfaatkan untuk meningkatkan konektivitas jejaring layanan kesehatan di tingkat primer.

Konsep Starlink didasarkan pada prinsip konstelasi satelit, yaitu jaringan satelit yang bekerja secara bersamaan untuk menyediakan cakupan komunikasi yang luas. Starlink menggunakan orbit rendah (LEO) dengan ketinggian sekitar 550 km, yang memungkinkan terjadinya transmisi data dengan tingkat latensi rendah. Sinyal pada ketinggian LEO memiliki waktu tempuh lebih pendek dibandingkan satelit geostasioner (GEO). Kecepatan tramsmisi data yang tinggi tercapai, antara lain berkat pengembangan frekuensi komunikasi dalam spektrum Ku dan Ka-band.

Starlink memanfaatkan antena phased-array untuk mengarahkan sinyal tanpa perlu mekanisme bergerak. Selain itu, teknologi laser digunakan untuk komunikasi antar-satelit (intersatellite links), mengurangi kebutuhan relay melalui stasiun bumi.

Setiap satelit Starlink berbobot sekitar 260 kg dan dilengkapi dengan panel surya. Teknologi yang digunakan meliputi Prosesor onboard Untuk pengaturan dinamika orbit dan komunikasi, dan ion thrusters yang menggunakan gas krypton untuk mempertahankan posisi orbit.

Sedangkan stasiun penerima di bumi adalah terminal kecil (dish) yang dipasang di lokasi pengguna. Terminal ini memiliki kemampuan self-aligning untuk mencari dan berkomunikasi dengan satelit. Starlink saat ini menawarkan layanan internet dengan kecepatan unduh hingga 250 Mbps dan tingkat atensi antara 20–40 ms.

Starlink generasi kedua dirancang untuk mendukung koneksi langsung ke perangkat seluler. Beberapa fitur teknis yang mendukung antara lain adalah penggunaan Antena Array Beamforming. Di mana satelit V2 dilengkapi dengan antena phased-array canggih yang mampu mengarahkan sinyal secara presisi ke perangkat seluler tertentu. Starlink juga menggunakan spektrum frekuensi yang kompatibel dengan perangkat seluler, seperti pita mid-band (misalnya, 1 GHz–6 GHz) dan low-band (misalnya, 700 MHz).

Satelit Starlink V2 diketahui memiliki daya pancar tinggi untuk mencapai perangkat seluler kecil dengan antena yang relatif lemah. Meskipun demikian masih perlu ada penyesuaian, dimana frekuensi Ku dan Ka yang biasa digunakan untuk terminal Starlink yang lebih besar, jika diterapkan untuk layanan seluler memerlukan tambahan frekuensi low-band untuk mendukung transmisi ke perangkat dengan antena kecil seperti ponsel.

Dalam konteks koneksi langsung ke gawai seluler, satelit V2 akan bertindak sebagai node akses jaringan seluler (eNodeB), yang memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan jaringan inti Starlink tanpa memerlukan menara BTS tradisional.

Mekanisme koneksinya antara lain diawali dengan proses identifikasi SIM/IMEI, dimana piranti seluler mengirimkan informasi identifikasi melalui spektrum yang didukung. Lali terjadi proses handshaking dengan satelit. Perangkat akan terhubung ke satelit terdekat di orbit rendah (LEO) melalui antena internalnya.

Perangkat akan mengirimkan sinyal dengan kekuatan rendah yang diterima oleh antena beamforming satelit yang diikuti proses downlink (dari satelit ke ponsel), dimana sinyal yang diperkuat dikirimkan kembali ke perangkat. Satelit LEO berada pada ketinggian sekitar 550 km, sehingga transmisi membutuhkan daya pancar lebih tinggi dibandingkan BTS darat. Tapi karena ketinggia orbit relatif rendah, maka latensi akan tetap rendah, berkisar 20–50 ms.

Koneksi ke jaringan internet global dilakukan satelit Starlink dengan menggunakan komunikasi antar-satelit (intersatellite links) berbasis laser untuk mentransmisikan data ke satelit lain atau stasiun bumi yang terhubung ke jaringan internet global. Starlink juga bekerja sama dengan operator seluler melalui model Mobile Network Operator (MNO) Integration, yang memanfaatkan infrastruktur operator untuk otentikasi, roaming, dan penyediaan layanan suara/SMS. Misal yang sudah berjalan adalah kemitraan SpaceX dengan T-Mobile AS menggunakan pita frekuensi operator untuk koneksi langsung.

Implikasi dan masalah yang mungkin muncul pasti akan cukup rumit. Pertama orbit rendah akan penuh satelit, mulai dari yang berukuran nano sampai mikro. Selanjutnya centang perenang laser, radio frekuensi dan berbagai hal lainnya mungkin akan terjadi. Belum lagi persoalan dari terdisrupsinya industri teleko yang sudah berdarah-darah membangun infrastruktur berbiaya tinggi dengan life cycle pendek karena laju eksponensial perkembangan teknologi yang manut pada hukum Moore.

Pukulan pertama pada industri teleko klasik sudah datang dari penumpang gelap bergenre OTT atau over the top, yang memanfaatkan konektivitas dan bandwith untuk melancarkan jurus-jurus bisnisnya dalam berjualan game dan aplikasi, termasuk judol.

Perkembangan terkini bahkan semakin mengkhawatirkan, Meta misalnya salah satu dedengkot OTT bergenre media sosial, bahkan telah berinvestasi untuk mengembangkan infrastrukturnya sendiri. Induk fesbuk ini diketahui tengah mengembangan jaringan kabel fiber optic bawah lautnya (submarine) sendiri. Keren bukan? Keren kata Mark Zuckerberg dan timnya, serta kita yang dengan setia selalu menempatkan diri sebagai pengguna. Tapi bagi Ooredoo dan TSel ini agak kurang membahagiakan bukan ?

Implikasi berikutnya, dunia yang semakin terkoneksi, bahkan dengan koneksi yang semakin terpersonifikasi, misal melalui chip seperti neuralink, akan mempersempit ruang privasi dan sanctuary bagi data pribadi. Entitas kita sebagai individu yang unik akan semakin tergerus oleh pendekatan teknologi pragmatik yang akan mengatur dan mengotak-atik hampir setiap aspek dalam kehidupan kita hingga hampir semua manusia akan bersifat generik dan tak lagi menyisakan pribadi atau spesies yang eksotik.

Apakah ini semata karena neuralink atau berbagai jenis chip otak lainnya? Tidak juga, neuralink atau chip otak lainnya adalah salah satu faktor pemantik. Ada faktor lain seperti akuisisi data genomik yang kemudian menjadi acuan dalam mendesain lingkungan, makanan, obat-obatan, bahkan stimulus psikologi yang dulu berada di ranah afeksi yang bersifat kualitatif. Kini perlahan dunia yang semula fleksibel, adaptif, dan terkadang tak terduga, mulai memasuki jalur yang bersifat deterministik, mekanistik, dan penuh dengan kepastian. Bahkan jika masih ada celah bagi probabilitas dan kemungkinan, maka semua potensi itu akan dikondisikan.

Peta genom dapat menjadi acuan nilai rerata dari seluruh populasi spesies Sapien, di mana nilai tengah dan standarisasi normalitas dapat menjadi panduan bagi proses optimasi kualitas sumber daya manusia. Beberapa gen yang kurang menguntungkan akan diinaktivasi, dan beberapa gen lintas spesies yang menguntungkan akan diselipkan, demikian seterusnya. Maka manusia memang akan jauh lebih sehat, dan produktif, tetapi lambat laun akan mulai pula kehilangan kemanusiaannya. Humanoid, Android, Biorobot atau apapun itu sebutannya, bukanlah robot cerdas yang berevolusi mendekati karakter dan kapasitas manusia, melainkan manusia yang dilabeli cerdas dan sehat, yang justru berevolusi menjadi robot yang menubuh dalam jasad dan materi biologi.

Demikianlah isi pemikiran iseng saya hari ini, yang meluap ke permukaan karena dipantik oleh komentar usil Pak Anthony van Kutoarjo. Pemikiran beliau yang cerdas, dan sifatnya yang sangat humble, membuat beliau loveable banget. Banyak orang jatuh cinta akan ketulusan dan kecerdasannya yang terkadang muncul dalam sifat iseng dan usil yang spontan.

Semoga Pak Anthony dan kita semua, sesama warga semesta, senantiasa dikaruniai kesehatan, keberkahan usia, dan kemampuan untuk terus berdayaguna bagi negara dan bangsa, serta bagi sesama ummat manusia di berbagai penjuru dunia. πŸ™πŸΎπŸ™πŸΎπŸ©΅πŸ‡²πŸ‡¨

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts