Sebanyak 100 Sertifikat Halal Diserahkan ke Pelaku Usaha di Jogja
Sebanyak 100 sertifikat halal diserahkan langsung kepada pelaku usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Penyerahan seritifikat halal itu dilakukan langsung oleh Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan di LPPT UGM, Sleman. Dalam arahannya, Babe Haikal mengatakan Indonesia menjadi peringkat ke-8 negara penghasil produk halal. Jauh di bawah Cina yang berada di peringkat pertama.
“Indonesia sudah sampai no 8 negara yang sudah menghasilkan produk halal,” ujar Babe Haikal di depan para pelaku usaha di aula LPPT UGM, Selasa (4/2/2025).
Babe Haikal bilang, saat ini potensi produk halal ternyata lebih mudah diterima oleh pasar luar negeri. Bahkan saat ini produk halal dalam negeri sudah dimasuki dari negara lain.
“Yang kita konsumsi itu banyaknya dari produk asing, jadi mereka buat di luar bawa ke sini kita beli lagi. Jadi ini ada yang salah,” ujarnya.
Dia melanjutkan, dengan lahirnya BPJHP ini menjadi tantangan untuk mewujudkan halal Indonesia menjadi nomor satu. Mengingat Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia.
“Maka ini menjadi wujud tantangan menjadikan Indonesia nomor satu dan saya ingin buktikan itu,” tegasnya.
Potensi pasar produk halal yang terbuka lebar juga harus dimanfaatkan. Semakin banyak produk halal yang diekspor maka perekonomian nasional ikut terdongkrak, termasuk membuka lapangan kerja baru.
BPJPH saat ini tengah membuka lowongan kerja pendamping Proses Produk Halal (PPH). Total dibutuhkan sekitar 2 juta orang untuk menjadi pendamping.
“Dalam tiga bulan ini sudah 12 ribu orang kita rekrut (menjadi pendamping PPH). Sudah 100 ribu pelaku usaha yang kita terbitkan (sertifikat halal) dan sudah 600 ribu serifikat halal yang sudah kita keluarkan dalam 3 bulan ini,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu pelaku usaha gudeg, Laras Ayu Anggi, mengatakan proses untuk mendapatkan sertifikat halal tidak terlalu sulit. Sebab, sejak awal dirinya telah mendapat pendampingan.
“Sangat mudah dapatnya. Ini dulu ikut pendampingan yang dari UIN terus didampingi sampai sekarang dapat,” ujar Ayu saat ditemui wartawan.
Ayu bilang, ada banyak keuntungan setelah mendapatkan sertifikat halal ini. Dia mengaku penjualan gudegnya semakin dipercaya orang dan lebih mudah memasarkan produk.
“(Sertifikat halal penting) Untuk lebih meningkatkan penjualan terus pemasaran jadi lebih gampang. Perbedaannya itu (sekarang) semakin banyak dipercaya orang, semakin banyak pembeli, pembeli dari dinas juga,” ucapnya.
Pengusaha lain, yakni Sumartoyo dari Bale Raos. Dia menyebut sebagai salah satu tujuan wisata dia ingin memberikan rasa aman dan nyaman kepada konsumen.
“Kami ingin memberikan keamanan, kenyamanan bagi konsumen salah satunya kita menjamin halal dari konsumen kita,” kata Toyo.
Mendapatkan sertifikat halal menurutnya tidak terlalu susah. Hanya harus teliti karena produk di resto itu jumlahnya mencapai ratusan item. Butuh hampir dua bulan untuk menyelesaikan semua administrasinya.
“Proses internal dari rumah makan ini hampir 1,5 bulan karena dengan jumlah item. Tapi setelah ada audit itu dua minggu sudah selesai,” pungkas dia.







