Memilih Jajanan Anak Sekolah Aman dan Sehat, Ini Tips Dari Pakar Gizi Unisa Yogyakarta

Memilih Jajanan Anak Sekolah Aman dan Sehat, Ini Tips Dari Pakar Gizi Unisa Yogyakarta

Kasus keracunan yang terjadi di Tasikmalaya dan Bekasi membawa keprihatinan tersendiri, dimana lemahnya pengawasan dan edukasi pada jajanan anak sekolah telah membawa korban. Keracunan dari makanan chikbul atau chiki ngebul yang berasal dari zat nitrogen cair sangatlah berbahaya. Tampilan menarik, terlihat asap dari hasil penguapan gas nitrogen pada makanan memang menjadi daya tarik tersendiri, justru hal tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.

Makanan yang mengandung nitrogen cair jika dikonsumsi dapat menimbulkan peradangan, luka bakar, kerusakan hingga kebocoran (perforasi/lubang) pada saluran cerna. Tanda dan gejala yang ditimbulkan mulai dari mual, pusing, sakit perut, hinga muntah darah dan kebocoran usus. Tentunya, penggunaan nitrogen cair pada makanan perlu pengawasan dan aturan penggunaannya.
Hal tersebut menjadikan keprtihatinan tersendiri bagi Dosen Gizi Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Nor Eka Noviani, S.Gz. MPH. Novi saat ditemui pada Senin (09/01) memberikan tipsnya untuk memilih jajanan sehat untuk anak sekolah.

Bagaimana memilih jajanan anak sekolah yang aman dan sehat?
Menurut Novi, saat ini banyak makanan jajanan dan street food dengan beragam jenis, rasa, bentuk, warna termasuk produk franchise dari brand lokal mapupun impor. Sebagai masyarakat awam, mustahil untuk menghentikan perkembangan jajanan kekinian tersebut. Hal yang bijak dalam menyikapinya adalah bagaimana membentuk kesadaran dalam perilaku memilih jajanan yang aman dan sehat.

Bagi anak sekolah, sarapan merupakan prioritas dalam memenuhi kebutuhan gizi pagi harinya. Jika belum tercukupi dari sarapan, maka pangan jajanan anak sekolah (PJAS) menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Ada 4 jenis PJAS yakni makanan utama/ sepinggan, camilan (snack), minuman serta buah. PJAS yang sesuai, harus memenuhi kaidah yang aman, bermutu serta bergizi yang disukai oleh anak. Selain itu, kehalalan juga hal yang penting untuk diperhatikan. Berdasarkan Pedoman Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang dari BPOM, berikut aneka tips memilih jajanan anak sekolah yang aman dan sehat.

  1. Memilih Pangan yang Aman. Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari bahaya biologis, kimia serta benda lain. Sebaiknya, memilih pangan yang bersih, telah dimasak, tidak berbau tengik serta tidak berbau asam. Membeli makanan sebaiknya di tempat yang bersih, juga dari penjual yang sehat dan bersih. Makanan dipajang, disimpan dan disajikan dengan baik. Selain itu, menghindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu asin, manis serta asam.
  2. Menjaga Kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun dan air mengalir untuk menghindari kuman atau cemaran berbahaya.
  3. Membaca label dengan memperhatikan nama jenis produk, tanggal kedaluwarsa, komposisi dan gizi. Bila berlabel dan dikemas, pilih yang memiliki nomor pendaftaran (P-IRT/MD/ML). Jika tidak berlabel , pilih kemasan dalam kondisi baik.
  4. Membatasi pangan cepat saji (fast food) dan makanan ringan
  5. Memperbanyak serat dan air putih.
Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts

  • |

    Sekolah Kampung untuk Edukasi Gizi Masyarakat

    Tim Sekampung Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi bersama Komunitas Jamblang Genthong mengembangkan Program Sekolah Kampung untuk meningkatkan pengetahuan terkait pemenuhan gizi kepada anak dengan telur yang dihasilkan dari peternakan ayam dengan sistem free range. Komunitas Jamblang Genthong beralamat di Dusun Pucunggrowong RT 01, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul dan…

  • Media Artha Sentosa, Gandeng Widya Genomic Nusantara dalam “Senior Expo” – Gugah Kesadaran Hidup Sehat

    Seiring berlalunya waktu, suka atau tidak suka, kita semua sedang berjalan mendekati penuaan. Faktanya, dunia memang menua. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa pada tahun 2030, 1 dari 6 orang di dunia akan berusia 60 tahun, satu angka yang menjadi penanda seseorang dianggap sebagai lansia. Sayangnya, penambahan usia sering dibarengi dengan penurunan kualitas kesehatan, bisakah…

  • |

    Yayasan Untuk Teman Gelar Pelatihan PPGD bagi Pesepeda

    Yayasan Untuk Teman dan Srawung Saling Jaga, Minggu (4/8) menggelar pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD). Sebanyak 70 pesepeda mengikuti pelatihan yang digelar di Bale Merapi, Kalurahan Wedomartani, Kapanewonan Ngemplak, Sleman. Para pesepeda ini sebelumnya melakukan gowes bersama dari tugu Pal Putih menuju Bale Merapi dengan menempuh jarak sekitar 13 kilometer. Founder Yayasan Untuk Teman…

  • Polident Luncurkan POLINA, Consumer Chat AI Pertama di Indonesia Khusus Perawatan Gigi Tiruan

    Polident, merek perawatan gigi tiruan dari perusahaan kesehatan konsumen Haleon, resmi meluncurkan kampanye #BalikinSenyum dengan dua inisiatif utama yakni POLINA, consumer chat berbasis AI pertama di Indonesia yang memberikan panduan perawatan gigi tiruan secara gratis melalui WhatsApp, dan program penyediaan gigi tiruan gratis bagi mereka yang membutuhkan. Dhanica Mae Tiu, General Manager Haleon Indonesia menyatakan,…

  • Mengenali Sejak Dini Gejala Gangguan Kesehatan Mental

    Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, melaporkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Penyakit gangguan kesehatan mental pada remaja dan orang dewasa ini jangan dianggap remeh namun perlu perhatian bagi…