Didampingi Legenda, Sabar/Reza Tak Sabar Jalani Debut

Ganda putra peringkat delapan dunia (per 11 Maret 2025), Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani tidak sabar melakoni debut di ajang All England 2025.
Sabar/Reza yang penampilannya ciamik sepanjang tahun lalu membidik hasil bagus, oleh karenanya mereka melakukan persiapan yang terbilang cukup istimewa. Salah satunya dengan menggandeng legenda bulutangkis Indonesia, Hendra Setiawan sebagai pelatih.
“Pastinya tidak sabar untuk bertanding, ini All England pertama kami jadi semoga bisa mendapat hasil yang terbaik dan bisa _enjoy_ menjalaninya,” ungkap Sabar.
“Persiapan sangat bagus dengan ada waktu satu bulan dan kami dibantu Koh Hendra selama persiapan itu dan akan didampingi juga di sini dan Swiss Open minggu depan,” tambah Reza.
Sabar/Reza bercerita awal mula memilih Hendra sebagai pelatih mereka.
“Kami memang mau punya pelatih setelah setahun belakangan jalan sendiri. Setelah diskusi berdua lalu berlanjut diskusi dengan koh Hendra dan ternyata beliau mau bantu,” ungkap Sabar.
“Kami pun diskusi dengan sponsor, mereka juga _approved_ dan dukung. Ya sudah akhirnya jalan. Mudah-mudahan dengan hadirnya koh Hendra sebagai legenda yang baru pensiun bisa menularkan aura dan prestasi ke kami juga membawa kepercayaan diri yang lebih lagi,” harap Sabar.
Sementara, Hendra Setiawan berharap kehadirannya mampu membawa Sabar/Reza bermain maksimal.
“Saat Sabar/Reza meminta saya untuk menjadi pelatih, saya pasti mau bantu. Saya tahu bagaimana sulitnya jadi pemain profesional,” kata Hendra.
“Akhirnya kami jalan, ada tiga mingguan sebelum ke sini. Persiapan sudah ok semua. Harapan saya mereka bisa maksimal di dua turnamen Eropa,” harap Hendra.
Hendra mengaku tidak banyak pola-pola latihan yang diubah atau ditambah mengingat Sabar/Reza yang juga sudah senior.
“Tidak banyak yang berubah lah. Saya hanya meminta sedikit program tapi maksimal melakukannya,” ucap Hendra.
“Yang terpenting dari _mind set_ mereka, sekarang sudah ranking delapan harus lebih percaya diri. Jangan jadi beban,” pesan Hendra.
Hendra memang saat masih aktif bermain, sempat dalam beberapa kesempatan mendampingi junior-juniornya di bangku pelatih. Tapi di All England 2025 inilah ia akan benar-benar berstatus sebagai pelatih. Hendra sadar betul tugasnya tidak mudah.
“Ini sebagai bagian dari cari pengalaman juga untuk saya. Saat jadi pemain dulu sempat beberapa kali tapi itu berbeda. Sekarang benar-benar jadi pelatih,” sahut Hendra.
“Dari saya sendiri harus lebih tenang. Karena kalau saya panik, pemain bisa ikut panik,” pungkasnya.
Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts

  • |

    Hari Pertama Sport Climbing Open Youth Menpora Cup 2024: Penuh Antusiasme Peserta dan Penonton

    Antusiasme peserta dan keriuhan penonton mewarnai hari pertama Kejuaraan panjat tebing Sport Climbing Open Youth Menpora Cup 2024 pada Sabtu, (2/11) di Venue Panjat Tebing Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Kejuaraan panjat tebing yang mempertandingkan 3 disiplin tersebut akan berlangsung dari 2–7 November 2024 dengan melibatkan total 500 atlet yang terdiri dari beberapa kelompok umur, yakni…

  • Memori Manis di Aarhus Terulang di Bangkok

    Bangkok, 12 Mei 2022 Tim putra bulutangkis Indonesia lolos ke semifinal perebutan Piala Thomas 2022. Memori kemenangan atas China pada final di Aarhus, Denmark tahun silam seperti terulang kembali di Bangkok. Skuad Merah-Putih kembali menang 3-0 atas tim Negeri Tirai Bambu dalam laga perempatfinal Piala Thomas di Impact Arena, Bangkok, Kamis (12/5) malam. Kemenangan ini…

  • |

    Bukan Ole Romeny, Ini Pemain Timnas Indonesia yang Diwaspadai Pelatih Timnas Jepang

    Suita – Dalam jumpa pers pra laga, jelang pertandingan Timnas Jepang kontra Tim Garuda, Selasa (10/6), pelatih Samurai Biru Hajime Moriyasu, secara terang-terangan menyebut satu nama pemain Timnas Indoensia yang ia waspadai. Alih-alih menyoroti Ole Romeny yang sejauh ini jadi mesin gol Garuda dengan tiga golnya, Moriyasu justru menaruh perhatian pada peran sang kapten, Jay…

  • Indonesia Sukses Raih Perak dan Perunggu di IFSC Climbing World Cup Seoul

    Dua atlet speed climbing Indonesia berhasil mempersembahkan prestasi membanggakan dalam ajang IFSC Climbing World Cup, Jumat (4/10/2024) waktu Korea Selatan. Kedua atlet itu berhasil meraih medali perak dan perunggu pada babak final. Adapun medali perak diraih Rajiah Salsabillah dari kategori putri dengan waktu 8,08 detik, setelah kalah dari atlet Tiongkok Zhou Yafei yang mencatatkan waktu…

  • |

    Tari Jampi Gugat Buka Festival Panjat Tebing Anak Nusantara

    Tari Jampi Gugat persembahan Sanggar Seni Kinanti Sekar menjadi pembuka Festival Panjat Tebing Anak Nusantara yang digelar di kompleks stadion Mandala Krida Jogjakarta, Rabu (29/6). Dibawakan lima bocah perempuan asuhan penari dan koreografer Kinanti Sekar Rahina, tari Jampi Gugat merupakan kreasi baru yang menggambarkan semangat dan gairah. Semangat Tari Jampi Gugat inilah yang diharapkan penyelengg…

  • |

    Mobil Formula Bimasakti UGM Raih Banyak Penghargaan di Kompetisi Formula SAE Italia

    Tim Mobil Formula Buatan mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang menamakan dirinya Bimasakti Pegadaian Racing Team berhasil menyabet banyak penghargaan pada kompetisi Formula SAE Italia yang diselenggarakan oleh SAE International dan Associazione Nazionale Filiera Industria Automobilistica pada 12-16 Juli lalu di Sirkuit Riccardo Paletti, Parma, Italia. Pada kompetisi yang diikuti oleh 78 peserta tim-tim formula student…