Tradisi Wiwitan digelar anak-anak Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Yogyakarta, Kamis (10/11)

Lestarikan Pangan Lokal, Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Gelar Tradisi Wiwitan

Yogyakarta DIY – Bertepatan Hari Pahlawan, 10 November, anak-anak siswa di Sanggar Anak Alam atau SALAM Nitiprayan Yogyakarta kembali menggelar tradisi Wiwitan. Kegiatan budaya bertema “Anggulawenthah Pangane Dhewe”* atau memperdalam pangan lokal ini bertajuk Gelar Pesta Wiwitan 2022.

Menurut penanggung jawab kegiatan, Budi Widanarko, kegiatan kebudayaan ini sekaligus sebagai upaya belajar bersama dan melestarikan kearifan lokal masyarakat setempat. Acara dimulai sekitar pukul 08:00-11:00 wib di area Parkampungan Nitiprayan Yogyakarta.

“Pesta Wiwitan merupakan wujud syukur dan kebahagiaan petani yang dikemas dalam acara makan bersama dengan sesama dan lingkungan. Pada tradisi ini kita semua membersamai doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapannya, di waktu berikutnya, petani kembali mendapatkan kelimpahan panen,” terang Budi Widanarko.

Tradisi Wiwitan digelar anak-anak Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Yogyakarta, Kamis (10/11)
Tradisi Wiwitan digelar anak-anak Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Yogyakarta, Kamis (10/11)

Dalam prosesi tersebut, anak-anak Salam turut ambil bagian dan berpartisipasi untuk mengikuti beragam kegiatan di sekolah mereka. Mulai dari prosesi Wiwitan, workshop pengolahan pangan lokal, pasar pangan sehat, hingga pertunjukkan seni.

“Serangkaian kegiatan merupakan kolaborasi dari anak-anak, ortu dan pihak sekolah dengan petani maupun warga sekitar Nitiprayan. Pesta ini merupakan proses yang partisipatif dan merupakan milik bersama Selain hajatan utama ritual pesta wiwitan, juga diselenggarakan peluncuran buku, workshop pengolahan pangan lokal dan sehat, pasar pangan sehat, dan pertunjukan seni,” terang Budi.

Dimulai dengan arak-arakan Gunungan berupa hasil bumi, yang dijaga bregada prajurit dengan diikuti seluruh siswa yang berpakaian adat jawa dan tradisional. Selanjutnya digelar tari-tarian menampilkan Dewi Sri dan dua penari lainnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi Wiwitan oleh sesepuh kampung.

Salah seorang peserta, Grandisa Nurielova Jasmine, atau yang sering disapa Gendhis, siswa kelas 5 SD Salam mengaku berterimakasih dan sangat senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan Wiwitan di sekolahnya.

“Saya ikut nari, dan kita sudah berlatih semaksimal mungkin. Semoga kegiatan ini bisa menambah wawasan dan belajar tentang pangan lokal. Kegiatan ini juga menambah rasa percaya diri bagibteman teman yang bisa tampil dihadapan penonton” ucapnya.

Sebagai kegiatan yang berkelindan dengan kearifan lokal masyaralat setempat, kegiatan Pesta Wiwitan bukan hanya sekadar melaksanakan tradisi dan budaya leluhur, tetapi juga hendak mengembalikan makna sebenarnya dari pesta panen tersebut.

“Bagaimana kedekatan manusia dengan Tuhan dan alam akan membawa berkah bagi manusia, terlebih petani dan cara hidupnya,” pungkas Budi.

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts

  • | | | | |

    Wayang Jogja Night Carnival #2 | ADIPATI KARNO

    Duka menyelimuti Kurusetra saat Pasopati, anak panah sakti milik Arjuna menerjang leher Kadipati Karno. Menantu Raja Salya ini menemui takdirnya. Mendapatkan kematian seperti yang diinginkannya sebagai satria. Kematian yang sama sekali tak diharapkan Arjuna. Karena meski berhadapan, mereka berasal dari rahiim yang sama. Rahim Dewi Kunti. Kecamatan Danurejan menggarap tokoh Karno dengan apik. Melibatkan anak-anak…

  • | | | | | |

    Wayang Jogja Night Carnival #2 | BATARI DURGA

    Menjadi ratu para bidadari di Kahyangan, Batari Durga mencoba menjaga kewibawaan Batara Guru dengan menolak ajakannya untuk bercinta di atas Lembu Andini yang mereka tumpangi saat berpesiar. Namun, ajakan ini tak mengurangi nafsu Batara Guru. Kisah asmara inilah yang diangkat Kecamatan Pakualaman yang menjadi penampil terakhir Wayang Jogja Night Carnival ke-2 di Tugu Pal Putih,…

  • | |

    Maulud Nabi di Kraton Jogja

    Bulan Maulud, boleh jadi merupakan bulan paling sibuk bagi Kraton Jogjakarta. Sebagai kerajaan Islam, Kraton Jogjakarta memiliki tradisi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulud Nabi dipusatkan di Masjid Gede Kauman pada tanggal 11 Maulud malam. Di Masjid ini, Raja Kraton Jogja akan turut menyimak sejarah kelahiran Nabi Muhammad yang dibacakan oleh ulama kraton….

  • |

    Tradisi Ruwat Mata Air Merapi

    Rawat Ruwat Mata Air merupakan tradisi masyarakat Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY. Tradisi ini merupakan kearifan lokal warga di lereng Gunung Merapi untuk menjaga mata air yang menjadi sumber kehidupan mereka. Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

  • | |

    Meriah! Karnaval Gerobak Sapi

    Sekali dalam setahun, komunitas gerobak sapi ini berkumpul. Dan tahun 2018 kali ini, mereka berkumpul di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman untuk mengikuti Karnaval Gerobak Sapi. Bagaimana serunya? Monggo tonton videonya.. Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

  • |

    Tradisi Sedekah Laut Pantai Kukup

    Tradisi Sedekah Laut Pantai Kukup merupakan tradisi yang rutin digelar masyarakat di Pantai Kukup setiap kali datang bulan Suro atau bulan Muharam dalam penanggalan Islam. Tradisi diawali dengan kenduri kemudian dialnjutkan dengan mengarak beragam sesaji sebelum akhirnya dilarung di laut. Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.