| |

Tradisi Labuhan Kraton Yogyakarta

Tradisi Labuhan Kraton Yogyakarta merupakan ritus yang digelar sekali setiap tahun untuk memperingati Jumenengan SultanHBX.

Tradisi ini berakar dari mitologi berdirinya Kerajaan Mataram. Diyakini, Danang Sutowijoyo harus menggabungkan kekuatan gunung dan laut sehingga ia meminta bantuan kepada Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan dan Kyai Sapu Jagad sebagai penguasa Gunung Merapi. Selain itu, Danang Sutowijoyo juga harus mendapatkan restu dari leluhur sehingga ia harus ke Gunung Lawu tempat di mana diyakini Raja Brawijaya V moksa.

Atas bantuan tiga kekuatan inilah, Kerajaan Mataram tumbuh dan besar. Sehingga untuk menjaga harmoni tiga kekuatan ini, setiap tahun digelar Labuhan yakni di PantaiParangkusumo, di GunungMerapi dan di GunungLawu.

Di Pantai Parangkusumo, ubo rampe labuhan meliputi beragam perlengkapan pakaian perempuan. Selain itu juga disertakan potongan rambut dan kuku Sultan HamengkuBuwonoX.

Di Gunung Merapi ubo rampe yang dilabuh sama dengan ubo rampe di Gunung Lawu yakni perlengkapan pakaian pria. Termasuk juga rokok.

Dalam tafsir sederhana, Labuhan berasal dari kata labuh yang berarti menyerahkan. Bisa juga diartikan bahwa labuhan adalah upaya sesuci atau pembersihan diri karena dalam ubo rampe juga disertakan potongan kuku dan rambut.

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts