| |

Tradisi Labuhan Kraton Yogyakarta

Tradisi Labuhan Kraton Yogyakarta merupakan ritus yang digelar sekali setiap tahun untuk memperingati Jumenengan SultanHBX.

Tradisi ini berakar dari mitologi berdirinya Kerajaan Mataram. Diyakini, Danang Sutowijoyo harus menggabungkan kekuatan gunung dan laut sehingga ia meminta bantuan kepada Ratu Kidul sebagai penguasa laut selatan dan Kyai Sapu Jagad sebagai penguasa Gunung Merapi. Selain itu, Danang Sutowijoyo juga harus mendapatkan restu dari leluhur sehingga ia harus ke Gunung Lawu tempat di mana diyakini Raja Brawijaya V moksa.

Atas bantuan tiga kekuatan inilah, Kerajaan Mataram tumbuh dan besar. Sehingga untuk menjaga harmoni tiga kekuatan ini, setiap tahun digelar Labuhan yakni di PantaiParangkusumo, di GunungMerapi dan di GunungLawu.

Di Pantai Parangkusumo, ubo rampe labuhan meliputi beragam perlengkapan pakaian perempuan. Selain itu juga disertakan potongan rambut dan kuku Sultan HamengkuBuwonoX.

Di Gunung Merapi ubo rampe yang dilabuh sama dengan ubo rampe di Gunung Lawu yakni perlengkapan pakaian pria. Termasuk juga rokok.

Dalam tafsir sederhana, Labuhan berasal dari kata labuh yang berarti menyerahkan. Bisa juga diartikan bahwa labuhan adalah upaya sesuci atau pembersihan diri karena dalam ubo rampe juga disertakan potongan kuku dan rambut.

Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

Similar Posts

  • | |

    Melukis di Saklar Listrik

    Pada mulanya hanyalah obrolan. Kangen-kangenan antara dua orang sahabat SMA yang 29 tahun berpisah. Indra Gunawan dan Hadi Soesanto, namanya. Kala itu, Indra Gunawan yang menjabat sebagai Project Division of Australindo Graha Nusa tengah menggelar beragam saklar produk perusahaannya dalam sebuah seminar di Jogjakarta. Dari sinilah obrolan, kangen-kangenan kemudian berubah menjadi gagasan. Sebagai perupa, imajinasi…

  • | |

    Koreografi Tari Ngunduh Tirta Amrta

    Selasa (25/4), bertempat di halaman Kantor Desa Wonokerto, sebuah koreografi tari Ngunduh Tirta Amerta digelar. Icuk Ismunandar koreografer sekaligus penari mementaskan tarian ini bersama empat penari perempuan sebagai wujud syukur terhadap bumi yang senantiasa memberi kehidupan. Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.

  • | |

    Tari Ruwat Mata Air

    Digelar di mata air Goa Lawa, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Sleman, Tari Ruwat Mata Air diperagakan oleh koreografer Icuk Ismunandar. Latar Icuk yang merupakan penari tradisi atau klasik tetap menonjol pada gerakan yang mengeksplori air. Tari ini mengajak kita untuk menjaga kemurnian air sejak dari mata air hingga akhirnya masuk ke mulut kita sebagai air…

  • |

    Asal Usul Tradisi Padusan

    Dilakukan setiap kali menjelang bulan puasa Ramadhan, padusan dianggap sudah melenceng dari akar sejarahnya. Tradisi Padusan di Pulau Jawa diyakini sudah ada sejak masa Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, tradisi ini kemudian berakulturasi dengan dengan penganut agama Islam. Masyarakat Jawa menggelar padusan sehari sebelum memasuki bulan suci ramadhan dengan keyakinan untuk membersihkan diri dan jiwa…

  • | | |

    Sastra Bulan Puasa: Yuliono “AKU MENCINTAIMU SECARA ORGANIK”

    Aku Mencintaimu Secara Organik bukanlah merupakan judul asli karena Yuliono tidak memberi judul atas karya sastra yang kemudian ia nyanyikan dalam Sastra Bulan Puasa yang digelar di Omah Petruk, Pakem, Sleman, pada Minggu (18/6). Selain sebagai penulis puisi, Yuliono juga dikenal sebagai penyanyi spontan yang lucu. Tidak percaya? Simak saja video berikut ini… Kamu suka?…

  • |

    Belajar Mitigasi Bencana Sejak Dini

    Karena sejatinya anak juga berhak untuk tanggap dan tangkas menghadapi bencana, TK dan KB Budi Mulia 1 Sleman mengajak anak-anak didiknya berkunjung ke BPBD DIY. Di sana mereka belajar mengenali jenis bencana dan bagaimana menanggulanginya. Kamu suka? Yuk bagikan tulisan ini.