Enam Pemanjat Tebing Indonesia Siap Kibarkan Merah Putih di Tebing Tertinggi di Dunia
Jakarta – Enam pemanjat tebing Indonesia Big Wall Expedition (IBEX) bertolak ke Pakistan, Minggu (13/7). Keenam atlet panjat tebing ini bertekad untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Nameless Tower, Trango Tower, Pakistan.
Nameless Tower adalah salah satu tebing besar atau big wall yang dikenal paling tinggi di dunia, dengan rute pemanjatan tersulit bernama Eternal Flame. Menjulang dengan ketinggian 6.251 meter di atas permukaan laut, dan memiliki jalur pemanjatan vertikal sepanjang 1.100 meter yang sangat curam dan berbahaya.
Ekspedisi bersejarah ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara Asia pertama yang berhasil menjejakkan kaki di tebing legendaris, impian dari para pemanjat dunia. Pasalnya, hingga saat ini baru segelintir orang yang berasal dari benua Eropa dan Amerika yang berhasil menembus jalur Eternal Flame di Nameless Tower, kompleks Trango Tower di Gigit-Bilgistan wilayah utara Pakistan ini.
Baca juga: Menbud Fadli Zon Dorong Investasi di Sektor Budaya dalam Indonesia–Poland Business Forum

Kondisi Ekstrem yang Menanti
Freden Sembiring, salah satu dari enam pemanjat IBEX menyatakan, dibutuhkan riset, latihan keras dan strategi pemanjatan yang jitu untuk mensukseskan ekspedisi ini. Menurutnya, suhu yang dingin dan cuaca adalah salah satu faktor penentu yang amat penting. Setelah sebelumnya IBEX terpaksa menunda rencana ekspedisi pada tahun 2023 dan 2024 lalu, akibat cuaca yang tidak mendukung.
“Kami jadi lebih memperhitungkan masalah cuaca, bagaimana cuaca yang memungkinkan untuk kondisi fisik orang Indonesia dan yang pas untuk melakukan pemanjatan terutama ini kan medannya mix, ada medan es juga. Akhirnya kami memutuskan tanggal keberangkatan adalah tanggal 13 Juli dan mulai melakukan pemanjatan di tanggal 20 Juli 2025,” ujar Freden.
Para atlet IBEX ini akan menghadapi tantangan cuaca ekstrem dengan suhu siang hari berkisar antara -4 hingga 7 derajat Celcius. Kondisi ini diperparah dengan adanya Monsun yang menyebabkan curah hujan tinggi di wilayah utara Pakistan, disertai pencairan gletser yang membuat medan semakin berbahaya.
“Beberapa tebing di pelosok dunia, cara pemanjatannya kita tidak bisa menggunakan kaki lagi harus menggunakan tangan dan peralatan-peralatan memanjat. Dengan rata-rata ketinggian dimulai di 3.000 mdpl. Nah, Trango Tower ini berada di ketinggian sekitar 6200 mdpl dan start pemanjatan itu ada di 5000 mdpl,” tambah Freden.
Meski menghadapi tantangan dan resiko yang berat tidak lantas melunturkan semangat anggota tim. Apalagi sebelumnya keenam atlet panjat tebing ini sudah memiliki pengalaman memanjat El Capitan dan Incredible Hulk setinggi 1200an meter, di Yosemite AS tahun 2023.

Ekspedisi juga untuk Memperingati HUT ke-80 RI
Misi bersejarah menuju puncak Trango Tower dipercayakan kepada enam pemanjat pilihan dengan keahlian spesifik yang saling melengkapi. Mulai dari Freden Sembiring yang memimpin dengan pengalaman pemanjatan internasional yang luas, Nazib Fadlullah, Deden Wahyudin, Asep Tatang, Iqbal Kamal Fasya, dan Iqbal Ramadhan.
Ekspedisi ini akan berjalan selama 30 hari, namun pemanjatan tebing akan dilakukan sekitar 14 hari. Dimulai dengan melakukan trekking di Nameless Trango Tower pada 17 Juli sampai 19 Juli 2025. Sedangkan pemanjatan tebing dilaksanakan mulai 25 Juli sampai 10 Agustus 2025.
Berbagai persiapan dan latihan dilakuan selama setahun, termasuk latihan fisik seperti trail running, bouldering, gym, weight training, dan climbing indoor. Dan simulasi pemanjatan seta pendakian di beberapa tebing besar di Indonesia.
Ekspedisi Merah Putih Trango Tower (EMPTT) Pakistan 2025 merupakan salah satu bentuk Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia dan Peringatan 75 tahun Hubungan Indonesia-Pakistan.****
Baca juga: Menpar Widiyanti Respon Positif Pancabutan Ijin 4 Tambang di Raja Ampat