Haedar Nashir: Politik Minus Kenegarawanan
Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan, Jangan Sampai Dirusak oleh Kepentingan Politik Kekuasaan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir mengingatkan agar seluruh komponen anak bangsa untuk terus merawat persatuan dan kebhinekaan di tengah pembelahan politik yang selama ini mengibarkan perseteruan ideologis yang tidak berkesudahan sehingga membawa bangsa masuk ke jurang disrupsi kebangsaan dan rawan bagi bangsa Indonesia. “Kita akan maju manakala kita bersatu, jika berpecah belah dan salah kaprah akan menjadi negeri yang bermasalah,” kata Haedar Nashir pada acara syawalan UGM dan Kagama yang bertajuk Merawat Ukhuwah dan Meneguhkan NKRI di balairung UGM, Minggu (15/5). Pada acara syawalan ini dilaksanakan secara terbatas dimana peserta mengikuti syawalan secara luring dan daring melalui platform video conference zoom meeting, Minggu (16/5).
Menurut Haedar nashir, bangsa Indonesia memiliki energi kolektif yang masih kokoh untuk dijadikan kekuatan bersatu dalam semangat gotong royong dan memiliki spirit syawalan seperti sekarang ini. Namun demikian, persatuan dan semangat kebersamaan menurutnya sering dirusak oleh aktor petualang politik dan buzzer yang nir etika dan pertanggungjawaban moral. “Politik hanya menjadi urusan kapital kekuasaan, minus kenegarawanan untuk mengembangkan ide, public goal dan visi keIndonesiaan menyatukan, mendamaikan, dan memajukan,” paparnya.
Ia menyambut baik adanya tradisi kegiatan syawalan dan halal bihalal yang berlangsung di tengah masyarakat kita dimana syawalan adalah tradisi luhur masyarakat Indonesia untuk menjalin persaudaraan di momen idul fitri. “Idul fitri bagi kaum muslim jadi ritual ibadah, namun syawalan dan halal bihalal jadi tradisi sosial inklusif sebagai kanal sosial memupuk persaudaraan dan persatuan seluruh komponen anak bangsa, tempat berteduh anak negeri dalam suasana damai yang penuh arti,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu ia berpesan keluarga besar UGM melalui alumninya yang tergabung bisa memobilisasi kekuatan mencerahkan akal budi bangsa. Menurutnya sangat penting bagi UGM dan kampus lain di Indonesia meneguhkan posisi dan peran sebagai suluh moral dan kemajuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkeadaban berdasarkan nilai pancasila, agama, dan kebudayaan nasional menjadi basis. “Kita punya potensi SDM menguasai iptek dalam lingkup pergaulan yang luas di seantero negeri dan mancanegara termasuk keluarga besar UGM, merekalah pewaris Indonesia masa depan, tunas bangsa ini memerlukan pusat orientasi keteladanan dan jangan dirusak mentalnya dengan korupsi dan segala bentuk oportunisme,”katanya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo pada acara syawalan menyapa satu persatu pengurus daerah dan pengurus cabang yang mengikuti kegiatan syawalan secara daring. Ia juga mengapresiasi para alumni yang memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui peran dan profesinya masing-masing.
Ganjar mengaku terharu kegiatan Kagama cantelan, yakni program membagikan paket makanan atau sayuran secara gratis pada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan yang diinisiasi tiga tahun lalu saat pandemi covid-19 ini yang diawali di Yogyakarta ini diduplikasi di banyak daerah melalui pengurus Kagama di daerah.
Saat berkunjung ke Makassar, kata Ganjar ia menceritakan kisah seorang anak kecil yang rela antri untuk mengambil cantelan yang dibagikan bersama orang dewasa. Sayang, anak kecil yang diketahui masih duduk di bnagku sekolah dasar ini tidak kebagian. “Ada anak yang ikut ngantri tidak ikut kebagian, nangis sejadi-jadinya. Anaknya ini butuh perhatian karena orang tuanya meninggalkan mereka. Ia punya adik yang berkebutuhan khusus. Sejak diviralkan saat tidak kebagian itu, akhirnya banyak yang membantu. Saya sengaja datang ke rumahnya. Ia masih SD, sekarang menjadi aktivis cantelan, banyak inspirasi teman kagama,”katanya.
Sementara itu Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.eng., mengaku sangat bangga dengan para anggota pengurus Kagama di daerah yang selama ini dikenal sangat guyub dan rukun dengan melaksanakan tugasnya masing-masing serta menjalan program pengabdian kepada masyarakat. “Kita ingin UGM dan Kagama selalu bersinergi meneguhkan NKRI dan merawat ukhuwah bangsa Indonesia,”ujarnya. (Penulis : Gusti Grehenson)