Penanaman Perspektif Ekologis dalam Peristiwa Teater
Yogyakarta – Sanggar Teater Timur menghadirkan Paulus M.Shodiq dalam sebuah workshop dan pertunjukan teater berbasis ekologi, di gedung NU Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (27/07). Workshop yang berlangsung dari pukul 09.00 – 16.00 WIB ini diikuti oleh anggota teater Timur, masyarakat umum Sumberharjo dan seluruh kalangan seniman di Yogyakarta. Setiap peserta workshop selanjutnya akan menampilkan hasil workshop dalam pementasan teater pada malam harinya.
Paulus M.Shodiq sebagai salah satu pemateri juga akan mementaskan pertunjukan dengan judul ISO OPO, OPO ISO? Pertunjukan ini adalah suatu pertanya dasar tentang bagaimana manusia akan menjalani dan menetapkan nasibnya.
“Ekologi bagi saya bukan hanya berfikir tentang mengembalikan lingkungan menjadi hijau, namun membangun perspektif bahwa manusia harus sadar dalam posisinya. Ekosistem bagi saya sebuah lingkungan politis, setiap manusia harus merasa merdeka dengan pilihan dan posisinya maka pertanyaan ISO OPO, OPO ISO ini sangat relevan dengan masyarakat Sumberharjo dimana mereka dalam sebuah lingkungan pedesaan yang akhirnya harus bertarung dalam kepentingan modernisasi,” ujarnya.
Baca Juga: Tindak Tegas Perusakan Hutan, Polda Riau Amankan 4 Orang Tersangka

Mengenal Teater Timur, Kelompok Teater Kontemporer yang Bergerak di Pedesaan
Teater Timur adalah sebuah kelompok pegiat seni pertunjukan, khususnya seni drama/teater di wilayah Prambanan Sleman Yogyakarta, yang berdiri sejak tahun 2018. Teater Timur ini dipimpin oleh Agung Pambudi. Kegelisahan Agung dalam menyelenggarakan acara workshop dan pertunjukan di hari menjelang kemerdekaan adalah hal yang cukup penuh tantangan.
“Sebagai kelompok teater kontemporer yang bergerak mandiri di wilayah pedesaan, menggelar pertunjukan di tengah masyarakat yang umumnya menonton seni drama hanya pada momen pentas seni hari kemerdekaan saja, merupakan tantangan tersendiri. Bahkan tak sedikit pula masyarakat yang benar-benar asing dengan seni teater. Sehingga generasi muda pun masih sangat jarang menjadikan teater sebagai pilihan wadah untuk mengaktualisasi diri,” kata Agung Pambudi.
Hal tersebut kemudian mendapatkan respon dari Paulus M.Shodiq tentang bagaimana pengembangan teater saat ini.
“Perlu adanya korelasi kesenian dengan masyarakat. Teater hanya sebuah salah satu bentuk media untuk menyampaikan kepentingan dan kondisi dari sebuah masyarakat. Maka bentuk-bentuknya tidak boleh terlalu berjarak dan jauh dari komunikasi dan problem masyarakat. Problem Ekologis adalah milik kita semua jadi membangun perspektif berfikir dengan ekologis ini merupakan cara mendekatkan teater dengan masyarakat, dan mendekatkan masyarakat dengan teater,” kata Paulus.
Baca Juga: Enam Pemanjat Tebing Indonesia Siap Kibarkan Merah Putih di Tebing Tertinggi di Dunia

Aktor Hidupkan Peristiwa Pertunjukan dalam Perspektif Ekologi
Workshop keaktoran teater dengan perspektif ekologi merupakan hal baru bagi Agung Pambudi selaku pimpinan teater Timur. Baginya ekologi hanyalah sebuah muatan dalam pertunjukan teater, jarang sekali dia dan kawan-kawannya menemui bagaimana cara pandang ekologi bisa menjadi ruang untuk workshop keaktoran.
Aktor Menghidupkan Peristiwa Pertunjukan dalam Perspektif Ekologi adalah judul dari materi workshop keaktoran yang akan dibimbing langsung oleh Paulus M.Shodiq. Metode ini merupakan temuan Paulus M.Shodiq dari perjalanan yang cukup lama setelah melakukan riset di perkebunan sawit selama 1 tahun di Kalimantan.****
Simak Video Pilihan Jogja Archive: