Tradisi Gumrek Sapi
Tradisi Gumrek yang digelar masyarakat Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebenarnya tidak hanya berlaku untuk ternak jenis sapi, tapi juga untuk ternaik lain seperti kambing dan kerbau.
Tradisi ini berakar dari kepercayaan turun temurun terhadap kebiasaan Nabi Sulaiman memuliakan satwa dengan memberikan selamatan pada waktu Wuku Gumrek.
Wuku Gumrek (sebagian menyebut dengan ‘gumbrek’ ) merupakan satu dari 30 wuku dalam penanggalan Jawa. Wuku sendiri merupakan suatu siklus dalam penanggalan Jawa yang berdurasi sepekan (7 hari). Siklus wuku berdurasi 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri.
Dasar perhitungan menurut wuku adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari. Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti, misalkan hari Sabtu Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.
Dan, bagi masyarakat Gunungkidul, Wuku Gumrek menjadi waktu paling baik untuk memuliakan ternak mereka dengan cara memberi selamatan.